Volleyball: My Hobby


 

    Alasan saya bermain bola voli dulu adalah karena iseng dan juga disuruh oleh ayah saya. Pada saat itu, saya tidak bisa bermain voli sama sekali. Tinggi badan saya yang hanya 160 cm membuat saya merasa minder. Namun, dengan dukungan ayah saya yang mengajak saya untuk ikut klub di dekat rumah, serta latihan fisik yang dilakukan, saya akhirnya mulai menikmati permainan voli, yang kini menjadi hobi saya.


    Sejak kecil, saya tidak pernah bermain bola voli. Saya baru mengenal olahraga ini dan mulai bermain sejak kelas 6 SD. Saat itu, saya tidak tahu cara bermain, teknik, atau peraturan voli. Saya hanya ikut-ikutan bermain dengan saudara-saudara saya, dan saat itu saya merasa biasa saja karena tidak bisa bermain. Ayah saya kemudian mengajak saya untuk ikut voli di klub dekat rumah. Pada awalnya, saya menolak karena merasa tidak bisa dan tinggi badan saya hanya 160 cm. Namun, karena dorongan ayah saya, saya akhirnya ikut. Itu adalah pertama kalinya saya bermain, dan saya merasa tidak bisa melakukan apa-apa.


    Selama latihan, saya sering diejek dan disebut sebagai "bala" atau pembawa sial bagi tim. Setiap kali lawan melakukan servis, bola sering jatuh ke arah saya dan saya tidak bisa mengembalikannya. Saya juga belum bisa melakukan smash, jadi saya hanya berputar-putar di lapangan tanpa kontribusi berarti. Saya tidak terlalu peduli karena saat itu voli hanya saya anggap sebagai cara untuk meninggikan badan. Namun, ayah saya terus mengajak saya berlatih fisik setelah sekolah, meskipun di bawah terik matahari. Kami berlari di lapangan dan terus dilatih oleh ayah saya.


    Perkembangan saya dalam voli memang terasa lambat karena saya merasa tidak berbakat, ditambah dengan tinggi badan yang hanya 160 cm. Namun, seiring berjalannya waktu, saya tumbuh dan mencapai tinggi 178 cm, hampir 180 cm. Dengan tinggi badan yang lebih mendukung, saya mulai bisa bermain voli dengan lebih baik. Ketika saya masuk kelas 1 SMP, saya sering mengikuti turnamen, meskipun hanya menjadi cadangan karena kalah saing dengan teman-teman yang memiliki postur tubuh lebih tinggi dan lebih mahir. Meskipun demikian, saya tetap menjadikan voli sebagai hobi.


    Kini, saya sudah berada di kelas 9. Setelah diremehkan, saya berlatih tanpa henti untuk membuktikan bahwa perubahan itu ada. Saya telah membuktikan kepada diri sendiri bahwa saya bisa berkembang. Sekarang, saya tidak lagi duduk di bangku cadangan, dan saya terus berlatih keras untuk mencapai hasil yang memuaskan. Saya ingin membuat kedua orang tua saya bangga.


Komentar